Pages

Thursday, 17 March 2011

Belajar Sholat Khusyu’ dari Salafusholih




Untuk sholat yang khusyu’ dalam setiap sholat sepertinya suatu hal yang berat. Namun untuk sholat yang khusyu’pun bukanlah suatu hal yang mustahil. Karena ia dapat dilaksanakan jika ada upaya yang dilakukan dengan sungguh-sungguh saat mulai terdengar azan kemudian mulai berwudhu.

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf adalah orang yang sangat sederhana dan ia selalu melakukan sholat dengan penuh kekhusyu'an. Namun ia selalu khawatir jika sholatnya kurang khusyu'. Oleh karena itu ia selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih dalam ilmunya beribadah.

Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang ahli ibadah bernama Hatim, kemudian ia bertanya: ”Wahai Abu Abdurrahman, bagaimana cara engkau shalat?"

Hatim berkata: "Apabila masuk waktu shalat aku berwudhu' lahir dan batin."

Dengan penuh penasaran Isam bertanya , "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu?"

Hatim menjelaskan, "Wudhu lahir adalah wudhu seperti biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air. Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara, yaitu: Bertaubat, menyesali dosa, tidak tergila-gila dunia, tidak mengharap pujian orang, meninggalkan sifat sombong, meninggalkan sifat khianat dan meninggalkan sifat dengki.

Lalu Hatim melanjutkan: "Kemudian aku pergi ke masjid, aku siapkan seluruh anggota tubuhku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Shiratul Mustaqim' dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalatku yang terakhir, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan doa dalam shalat kufahami maknanya, kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahhud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah cara aku shalat selama 30 tahun."

Setelah mendengan penjelasan Hatim, menangislah Isam karena membayangkan ibadahnya yang masih kurang dibandingkan dengan Hatim.

Semoga Allah memberikan kita untuk dapat melaksanakan sholat dengan khusyu’. Wallahu ‘alam bishowab.
Oleh Zulhamdi M. Saad, Lc


No comments:

Post a Comment